Featured Post

BERLITERASI DIGITAL AGAR BIJAK MENGHADAPI MODUS KEJAHATAN SIBER PERBANKAN

Gambar
Perkembangan teknologi telah merambah ke hampir semua sektor kehidupan masyarakat. Tentunya membawa dampak besar bagi masyarakat Indonesia. Perubahan ini terlihat dari peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengakses informasi melalui media yang lebih beragam dari sebelumnya. Berbagai isu dan kasus seputar masyarakat digital semakin banyak muncul dan memperkuat pengaruh-pengaruh nyata dari revolusi digital bagi kehidupan sehari- hari. Kehadiran teknologi tidak hanya menghasilkan efisiensi, tetapi juga menyuguhkan ancaman bagi umat manusia. Kemunculan istilah siber mengarah pada keamanan global atas teknologi digital. Hampir setiap aspek kehidupan manusia dan instalasi penting pemerintah sekarang terdigitalisasi, sehingga jangkauan serangan siber menjadi lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa serangan siber dapat menyebabkan baik kerusakan fisik maupun nonfisik dalam skala besar. Terdapat empat pilar dalam literasi digital versi Kominfo yaitu cakap digital, etika digital, budaya digita

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Ada Lima wilayah (Scope) bagian PTK yang tidak memuaskan yang perlu mendapatkan prioritas mendesak untuk segera diteliti di kelas.

a.        Berkaitan dengan masalah belajar kaitannya dengan prestasi belajar.

Adapun masalah yang sering ditemui yaitu nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran kurang memuaskan atau dibawah rata-rata. Siswa pintar sering mendapat nilai rendah bila diberikan ujian objektif. Siswa kurang mampu menerapkan rumus matematika dan jika diberikan pertanyaan yang menuntut siswa berpikir pertanyaan sering tidak dijawab.

Contoh Konkret: Pak Cahyo seorang guru kelas III di SDN Cempaka merasa bingung karena nilai ulangan siswa pada pembelajaran Matematika selalu rendah rata-rata kurang dari 40. Dan hal tersebut hampir terjadi setiap kali ulangan. Siswa di kelas Pak Cahyo merasa tidak tertarik pada pembelajaran matematika dikarenakan menganggap bahwa pembelajaran matematika itu paling sukar.

b.        Berkaitan dengan desain dan strategi pembelajaran

Dalam hal ini berkaitan dengan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran yang kurang bervariatif. Dalam hal ini masalah yang ditimbulkan dikarenakan pada pembelajaran guru lebih banyak memberikan ceramah.Guru juga tidak pernah memberikan praktik. Guru kurang menguasai materi pembelajaran. Serta metode pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi.

Contohnya Ibu Suci merupakan guru kelas II di SDN Karang Taruna. Ibu Susi dalam kegiatan pembelajaran selalu menggunakan metode pembelajaran ceramah sehingga siswa endah hendaknya menggunakan  metode yang menarik. Hal tersebut membuat siswa mudah merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

c.    Berkaitan dengan alat bantu, media, dan sumber belajar.

Dalam hal ini berkaitan dengan masalah penggunaan alat bantu serta media yang tidak tepat dalam kegiatan pembelajaran.

Contoh konkrit: ketika Bu Rina sedang menjelaskan terkait materi perubahan wujud benda dalam pelajaran IPA di kelas VI. Siswa banyak yang mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru. Guru hanya berceramah dan tidak menggunakan alat peraga ketika menjelaskan materi perubahan wujud benda. Keadaan seperti ini telah terjadi berulang kali hampir pada setiap pelajaran IPA. Dan setiap ulangan hanya sekitar 5 dari 25 orang siswa yang menjawab dengan benar.

d.   Berkaitan pengembangan pribadi peserta didik terkait interaksi pembelajaran

Adapun masalah yang muncul di antaranya siswa kurang aktif dalam diskusi kelas. Bila diberikan pertanyaan, siswa tidak mau mengangkat tangan untuk menjawab. Jika ada siswa yang terpaksa menjawab, jawabannya selalu menyimpang. Sebagian besar jawaban siswa tidak benar. Respon siswa terhadap pendapat siswa lainnya sangat kurang. Dan pemahaman siswa terhadap pelajaran rendah.

Contoh konkrit: Ketika Pak Diki menjelaskan sifat-sifat benda dalam pelajaran IPA di kelas IV SDN Terang Bulan siswa banyak yang mengantuk dan tidak ada perhatian pada penjelasan guru. Kemudian ketika guru bertanya apakah siswa sudah mengerti, tidak seorangpun siswa yang menjawab. Keadaan seperti ini telah terjadi berulang kali hampir pada setiap pembelajaran IPA. Akibatnya pada setiap ulangan skor yang diperoleh siswa selalu rendah.

e.    Berkaitan dengan system asesmen evaluasi terkait hasil pembelajaran.

Masalah tersebut berkaitan dengan dijumpainya siswa yang masih banyak tidak mengerjakan tugas atau PR. Siswa tidak memperhatikan pelajaran selama pembelajaran berlangsung. Banyak siswa yang mengantuk. Selain itu  juga banyak yang saling mencontoh ketika diberikan tugas di kelas.

Contoh konkrit Ibu Siti merupakan guru kelas V di SDN Sarirejo. Sudah lama Bu Siti merenungi masalah yang dihadapi terkait pembelajarann di kelasnya. Ibu Siti menghadapi masalah siswa yang tidak memperhatikan pelajaran selama pembelajaran berlangsung. Siswa tidak tertarik pada pembelajarannya dan setiap ada tugas selalu tidak dikerjakan. Sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah-langkah Dalam Menganalisis Relevansi Buku Guru dan Buku Siswa

LAPORAN SURVEI KEWIRAUSAHAAN TOKO KELONTONG

Sintaks dan Skenario Pembelajaran Metode Membaca dan Menulis Permulaan (MMP)